Tuesday, February 26, 2008

Relokasi Korban banjir Situbondo

SITUBONDO (26/2) – Pasca banjir Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (9/2), Dusun Sliwung Utara, Kecamatan Panji, mengalami kerusakan paling parah. 19 unit rumah hilang dibawa banjir dan 18 rumah hancur. Hingga saat ini mereka tinggal di rumah saudara dan para tetangga. Sambil menunggu keputusan pemerintah, Dompet Dhuafa merelokasi mereka ke tempat tinggi dan aman yang ada di desa itu.



Bersama warga korban banjir, saat ini tengah dibangun rumah 5x6
meter berjumlah 38 unit. Material rumah dibangun dengan bahan kayu, atap seng, dan diding gedhek dengan dua kamar tidur dan satu ruang tamu. Rumah ini direncanakan akan usai dalam dua pekan. Belum ada kepastian dari pemerintah setempat tentang nasib para korban banjir ini.

Menurut Presiden Direktur Dompet Dhuafa, Rahmad Riyadi, relokasi permukiman ini hasil kerjasama warga dan pemerintah setempat yang dapat menjalin kekompakan. Dompet Dhuafa sendiri memfasilitasi pendampingan dan pembuatan rumah senilai Rp 114 juta dengan rincian Rp 3 juta per rumah. Sementara lahan relokasi disiapkan oleh pemerintah desa. Dalam bahasa Madura, kampung ini dinamai “Kampong Kajegenan” (kampung gotong royong).

“Kami selalu berusaha mewujudkan cluster komunitas yang bertumpu pada modal sosial masyarakat. Karena dalam kondisi bencana, kita sadar hanya mereka yang dapat menyelesaikan kesusahannya. Tugas lembaga semacam kami hanya mendampingi, mendorong dengan bantuan berjangka panjang, tidak cukup charity semata”, tandas Rahmad saat bersama warga Sliwung di pengungsian.

Menyangkut jumlah SDM yang diterjunkan untuk menangani tiap bencana, Rahmad menandaskan tak lebih dari dua orang. Keduanya terdiri dari satu orang program dan satu orang komunikasi. Di lapangan tim kecil itu harus mampu memberdayakan masyarakat lokal. Beberapa kampung komunitas yang dapat dibangun Dompet Dhuafa pasca bencana, diantaranya, Kampung Logodor Pangandaran, Desa Penyangkak Bengkulu, Situbondo, dan cluster komunitas lain yang dibentuk melalui program pemberdayaan non bencana.

Sementara, untuk jangka panjang, pemberdayaan akan dilakukan lembaga zakat ini melalui program Kampoeng Ternak. Kemiskinan di dusun Sliwung Utara ini – mayoritas etnis Madura – juga cukup akut. Masyarakatnya mayoritas tukang becak dan buruh tani. Saat musim kemarau, mereka akan mengalami krisis air dan paceklik.

No comments: